"bencana di haiti"

Rabu, 20 Januari 2010

|
Tak hanya mengambil banyak nyawa, gempa bumi dengan skala besar juga telah meruntuhkan Haiti. Negara termiskin di belahan bumi Barat itu sebenarnya tengah mencoba bangkit dari keterpurukan akibat serangkaian bencana topan dan kekacauan politik pada tahun 2008.

"Sebelum gempa, perekonomian mulai menunjukkan pertumbuhan positif, satu hingga dua persen. Investasi baru pun mulai berdatangan," ujar Bob Perito dari Institute for Peace di AS. Namun, semua hasil perjuangan itu runtuh lagi seiring guncangan gempa hingga 7 Skala Richter.

PBB mengungkapkan, sepertiga bangunan di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, hancur.

Untuk membangun kembali, perlu waktu dan dana yang tidak sedikit.

Menurut Presiden Republik Dominika Leonel Fernandez-kepala negara asing pertama yang mengunjungi Haiti setelah gempa bumi yang menghancurkan itu-salah satu hal terpenting yang dibutuhkan Haiti saat ini adalah bantuan untuk menguburkan para korban yang tewas. Jumlahnya mencapai ratusan ribu orang. Tidak kalah pentingnya adalah bantuan tempat tinggal, makanan/air, serta obat-obatan.

"Selama rakyat kelaparan dan kehausan, selama tempat berlindung belum ada, maka risiko kerusuhan pasti ada," ujar Menteri Pertahanan Brazil Nelson Jobim, setelah mengunjungi ibu kota Port-au-Prince.

Bantuan

Kini, pasukan AS di Haiti telah mengambil alih bandara, yang dipenuhi berton-ton pasokan bantuan. Mereka telah melancarkan distribusi bantuan massal dengan harapan bisa meredakan ancaman timbulnya kerusuhan.

Militer AS juga tengah bersiap untuk mengirim 600.000 paket pasokan makanan dan 100.000 wadah air 10 liter-an. Pasokan makanan senilai 48 juta dollar AS juga datang diangkut kapal angkatan laut AS, seperti kapal induk USS Carl Vinson, yang tiba di Port-au-Prince, Jumat lalu. Kapal itu dilengkapi 19 helikopter, penyuling air massal, dan berton-ton obat-obatan. Kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit, USS Comfort, juga didatangkan.

Beruntung pula, regu penolong di Haiti mendapat bantuan dari berbagai negara dan telah dilengkapi dengan peralatan berat untuk membongkat reruntuhan bangunan. Mereka berpacu melawan waktu karena masih ada ribuan korban dalam keadaan kritis bergelimpangan di jalanan atau terkubur dalam reruntuhan. Semuanya harus ditolong sebelum terlambat.

Donasi

PBB mengumumkan, mereka telah mengumpulkan dana sebesar 560 juta dollar AS, untuk membantu tiga juta orang penduduk Haiti yang menjadi korban gempa. Bantuan sebanyak itu, akan dibagi-bagi ke dalam pos pangan, sanitasi, pemulihan korban, pembangunan, pendidikan, logistik, dan lain-lain.

Rakyat AS sendiri, dengan dukungan dari para politisi, dikabari sedang menggalang dana bantuan untuk Haiti melalui telepon seluler. Mereka hanya perlu mengetik kata "Haiti" di menu pesan singkat/SMS, dan mengirimkannya ke nomor tertentu, untuk mendonasikan uang senilai 10 dollar AS. Aksi ini dikelola oleh yayasan Mobile Giving Foundation (MGF), yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan telekomunikasi AS seperti Verizon Wireless, AT&T, Sprint, dan T-Mobile USA.

"Kami tidak memotong biaya apapun dan donasi Anda sebesar 10 dollar AS itu 100 persen masuk ke kas Palang Merah Amerika," demikian imbau Verizon kepada para pelanggannya.

Menurut CEO MGF, Jim Manis, pihaknya bisa menerima hingga 10.000 pesan singkat/SMS per detiknya. Kini, mereka telah mengumpulkan bantuan setidaknya 11 juta dollar AS atau sekitar Rp 11 triliun. Luar biasa!

Bagaimana dengan Anda? Sudahkah mengulurkan bantuan untuk Haiti?

sumber: http://www.andriewongso.com


0 komentar:

Posting Komentar

Blog List

About

Entri Populer

search

Followers

Some Text

sedikit tentang blog ini, blog ini untuk mereka yang membutuhkan,

Your Links

silahkan tambah link bawah ini:

SUPPORT

Enter Slider Code Here

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Lorem

Ipsum

Dolor